DETIKWARGA.COM - Tokoh Papua Natalius Pigai mengkritik langkah
petugas gabungan TNI-Polri yang menggunakam senjata laras panjang dan amunisi
berbahya lainnya saat melakukan operasi pembebasan warga di distrik Kimberly,
Papua. Bukan tanpa alasan, menurut Natalius, penggunaan alat semacam itu adalah
suatu tindakan penyalagunaan senjata menghadapi kelompok insurgensia domestik.
"Apalagi digunakan tanpa persetujuan politik dan
didukung oleh konstitusi," ujar Natalius dalam keterangannya kepada Kricom
di Jakarta, Minggu (18/11/2017).
Natalius menuduh, penggunaan senjata itu sudah membuktikan
bahwa Presiden Joko Widodo selalu menggunakan cara-cara kekerasan.
"Dalam hal ini apalagi Rudal tersebut di arahkan ke
tempat unian warga sipil, pemerintah Jokowi pantas dikecam oleh dunia
internasional termasuk oleh PBB,"
imbuh mantan Komisioner Komnas HAM ini.
Dia menambahkan, keberadaan 350 warga pendatang dari luar
Papua di areal pertambangan Freeport harus dipertanyakan.
"Jika mereka ini
adalah pendatang dari luar maka patut diduga pemerintah melakukan pendudukan
sipil di papua melalui mobilisasi penduduk pendatang dalam jumlah yang besar.
350 warga itu adalah pendatang tanpa ijin yang mendulang emas di Utikini,"
sesalnya.
Dengan adanya hal itu, maka keinginan 1,000 warga asli Papua
yang di Utikini dan Kimberly menunjukan bahwa mereka tidak merasa disandera dan
terancam.
"Adanya niat dan tindakan pemisahan antara warga
pendatang dan warga asli Papua merupakan tindakan Rasisme dan Papua phobia yang
dilakulan oleh aktor negara dalam situasi perang. Tindakan segregasi ras dan
etnik ini akan mengancam keselamatan nyawa rakyat sipil terhadap Orang papua,
Melanesia," tutup Natalius. (KS)

BalasHapusPrediksi Togel
Prediksi Bola
Cerita Sex
Hack Domino99
Hack Bandar Poker
Hack Poker
Aplikasi Hack BandarQ
Aplikasi Cheat BandarQ
Aplikasi Cheat Sakong
Emeng epe pegei atu ni. Taon 5000 br mgkin didgr bcrnya. Cirix gt tu..ga nymbung dg prinsip pancasila nkri. Asbun. Ia kira su batul, pdhl pling goblog. Sok nge-bule pdhl ikan buntal, beracun. Yg kebleg tu yg rekrut, ngasal
BalasHapus